CoNTenG diNDinG

Monday, 11 July 2011

pernahkah kita??

salam

Pernahkah kita mengatakan kepada pasangan hidup kita, "Sayangku, izinkan aku menemanimu sampai akhir hayatku." Kata itu terdengar indah dan membahagiakan, begitu bahtera rumah tangga berlayar ditengah samudra kehidupan. Perjalanan waktu terasa cepat berlalu, dilewati dengan manis, pahit, getir, penuh tawa dan derai air mata semua seolah berlarian, melompati kebahagiaan dan penderitaan. Berawal dari seorang laki-laki terhanyut dalam kelembutan sinar kedua matanya, Jatuh hati pada kesederhanaan seorang perempuan lalu laki-laki itu mengajaknya untuk melangkah menuju janji suci dihadapan Allah. Bersamanya semua terasa indah dan penuh pesona untuk dijalaninya hingga terlahir buah cinta yang suci dari rahimnya. Kisah itu begitu nyata dalam perjalanan hidup rumah tangga kita. Kita menyukai kelembutan mata pasangan kita, kedamaian disetiap belaiannya hingga tahun berganti tahun dan pesonanya perlahan memudar, terkikis kisaran emosi, hempasan derita, ujian, cobaan dan air mata yang membuat kerutan-kerutan diwajah orang yang kita cintai.

Termangu dalam kesendirian, terhanyut dalam kelembutan sinar kedua bola matanya. Pada keceriaan di setiap derai tawa belahan hidup kita. Kehadirannya membawa kepada jingga dan ungu dikehidupan penuh rwarna. Tertatih-tatih mewujudkan rumahku seindah surga. Keluargaku bagaikan surgaku, merindukan akan ketenteraman, kasih sayang dan kebahagiaan. Namun yang terjadi justru kita mudah terluka dan menderita kerana orang yang kita cintai. Kita menjadi sakit dan penuh derai air mata kerana orang yang kita kasihi. Itulah Cubaan yang paling berat di dalam kehidupan rumah tangga maka kita harus memiliki sebuah kekuatan dan kesabaran yang besar agar kita boleh "memaafkan." kerana bila tidak boleh memaafkan, maka hati kita dipenuhi oleh kemarahan, sakit, kecewa dan derita justru yang dilakukan oleh orang yang paling kita sayangi dan kita kasihi.

Memaafkan hampir menjadi ubat mujarab bila kita sedang menghadapi konflik keluarga. Menyentuh hati yang paling dalam, menyejukkan dari keresahan dan kegelisahan. Ketika kaki kita memijak bumi, meraih jemari, rebah dalam kehangatan pelukan menyembuhkan luka. Tidaklah bererti apapun luka yang kita rasakan kerana bukan seberapa besar luka dan derita namun seberapa besar kekuatan dan kesabaran yang kita miliki untuk menanggung luka dan derita itu. Bila kekuatan dan kesabaran yang kita miliki kecil dan rapuh maka luka kecilpun kita sudah merasa begitu teramat menderita. Jika kita memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar, sebesar apapun luka dan derita itu tidak akan bererti apapun bagi kita, kerana Allah melimpahkan kelembutan dan kasih sayang di dalam diri kita. Sebagaimana sabda Rasulullah. "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga, maka Allah akan memasukkan rasa kelembutan dalam diri mereka" (HR. Ahmad).



p/s: maaf TRY TEKAN LIKE

1 comment:

  1. hhehehe..tu la kdg2 kna pkir sndri...
    tp kndg2 kna luahkn jgk kn...

    thnk sbb sudi singgah...hehe

    ReplyDelete